Minggu, 01 Juni 2014

puisi 3

“Kita mungkin memberi tanpa mencintai, tapi kita tidak akan mencintai tanpa memberi.” 

“Hal yang paling penting dilakukan di dunia ini adalah mendapatkan makanan, minuman dan seseorang yang mencintaimu.” 

“Cinta melihat melalui Teleskop, sedang “cemburu”, melihat melalui mikroskop.” 

“Tak mungkin aku berhenti mencintaimu, aku hanya bisa belajar hidup tanpamu.” 

“Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi air matamu yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di bibirmu.” 

“Aku pengen bersamamu cuma pada dua waktu, SEKARANG dan SELAMANYA.” 

“Andai sebuah bintang akan jatuh setiap kali aku mengingatmu, bulan pasti protes. Soalnya dia bakal sendirian di angkasa.” 

“Jika kau pernah rasakan hidup sendiri, tak kan mau lagi kaurasa untuk kedua kali. Karena ketika bersamamu, yang kurasa adalah hidup.” 

“Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal.” 

“Kalo rasa kangen ku diibaratkan hujan, mungkin setengah bumi ini sudah tenggelam.” 

“Senyummu seperti sebuah undangan buat imajinasiku, untuk terbang sejauh-jauhnya, berkembang seliar-liarnya.” 

“Mencintai bukanlah tentang memberikan yang terbaik dalam kelebihan, tetapi memberikan yang terbaik dalam kekurangan.” 

“Cintaku denganmu memang tak akan berkahir bahagia, karena yang kutawarkan untukmu adalah cinta yang tak punya akhir.” 

“Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi airmatamu. Yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di bibirmu.” 

“Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka.” 

“Apakah kasih sayang perlu diucapkan? Tidak. Makanya aku kirim kata-kata ini padamu.” 

“Mencintaimu setulus hati, mengarungi lautan untuk mendapatkan cinta suci. Tak akan pernah menduakanmu walaupun terpisah jarak dan perbedaan.” 

“Kutahu kau mencintaiku saat kulihat binar matamu bersinar saat menatapku, teduh dan hangat. Kutahu kaulah tempatku bersandar dan berlindung.” 

“Saat mentari datang, aku lihat wajahmu pada bening embun yang menggantung di dedaunan. Saat itulah aku merasa lebih cinta lagi pada dirimu.” 

“Sejak pertama bertemu, ada getar di hati walau hanya sekejap. Saat saling mengenal telah membingkai kenangan manis. Meski tak bisa bersama tapi bayangmu menghiasi hari –hariku. Meskipun jarak memisahkan tapi rasa sayang tetap ada walau hanya di hati saja.” 

“Untuk apa bicara cinta, jika hatimu tak terbuka. Untuk apa bicara cinta, jika matamu tak bercahaya. Untuk apa bicara cinta, jika hanya membuatmu menderita. Bagiku, dirimu adalah SANG CINTA” 

“Aku ingin dekat dirimu. Sampai tak ada jarak yang memisahkan. Sampai bercampur tetes air mata bahagia, sampai selamanya.” 

“Saat pertama kali bertemu, dirimu selalu hadir dalam hatiku. Waktu berjalan bersama bayangmu, inginnya selalu dekat denganmu.” 

“Cinta adalah saling memiliki. Kasih sayang adalah saling memberi. Cinta adalah kejujuran. Mencintai bukan untuk saling menghianati.” 

“Hari hujan, lihatlah ke luar jendela. Coba hitung titik air yang jatuh dari langit, sebanyak itulah aku merindukanmu.” 

“Seandainya bisa, aku ingin menulis nama kamu di bintang. Agar semua orang tahu, bahwa aku sangat mencintaimu.” 

“Janganlah mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya.” 

“Cinta tak harus berakhir bahagia. Karena cinta TIDAK harus berakhir.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar